Selamat Datang

Selasa, 27 Mei 2014

Cara Hide dan Unhide File dan Folder Melalui Perintah CMD

Untuk perintah Hide All file dan folder bisa anda gunakan perintah
Source drive:\attrib +r +s +h /s /d *.*

dan Untuk Unhide file dan folder bisa anda gunakan perintah
Source drive:\attrib -r -s -h /s /d *.*
Baca Selanjutnya..

Sabtu, 25 Januari 2014

5 Penyebab Kenapa Foto Belum Juga Tajam

Banyak sekali pertanyaan dikirimkan melalui halaman kontak mengenai kenapa foto yang anda hasilkan sampai sekarang masih belum bisa tajam seperti harapan. Nah agar foto anda selalu tajam, hal terpenting yang anda harus ketahui adalah apa saja penyebab foto anda blur.

Kalau dirunut-runut secara logika dan praktek dilapangan, penyebab foto tidak tajam alias blur bisa ditelusuri dari 5 hal dibawah ini. Sekedar asumsi, anggap saja kita sekarang ini menggunakan lensa 50mm f/1.8.


1. Shutter Speed Kurang Cepat

Aturan penting saat anda memegang kamera adalah jangan menggunakan shutter speed lebih lambat dibanding 1/panjang focal. Jadi saat memotret dengan lensa 50mm, anda sebaiknya menggunakan shutter speed 1/60 atau lebih cepat, itupun dengan catatan anda bisa memeganynya dengan sangat stabil.

Semakin panjang focal length lensa, makin cepat shutter speed yang kita sebaiknya gunakan. Saat menggunakan lensa 200mm, anda paling tidak memakai 1/250 detik. Lensa tele tidak hanya memperbesar obyek foto, mereka juga membuat blur tampak lebih kelihatan. Memiliki lensa dengan IS dan VR tentu juga membantu.

2. Perhatikan Pergerakan Subyek

Aturan nomor 1 diatas oke kalau anda memotret benda diam dan si tukang foto juga diam, tapi kalau yang kita foto adalah mobil dijalan atau burung terbang atau kita yang memotret juga bergerak, tentu hanya dengan 1/panjang focal tetap saja foto masih terlihat tidak tajam.

Dalam situasi ini, anda membutuhkan teknik tersendiri, untuk itu baca artikel yang menjelaskan cara membekukan gerakan ini.

3. Memotret Wide Open

Memotret dengan lensa seperti 50mm f/1.8 merangsang kita untuk menggunakan bukaan terbesar di f/1.8. Masalahnya adalah, lensa secara fisik memiliki kelemahan menghasilkan foto super tajam saat dipakai di aperture terbesarnya. Bukan berarti lantas anda harus selalu memotret di sweet spot lensa macam di f/4, tapi paling tidak turunkan bukaan barang sedikit. Saat memakai lensa f/1.8, coba gunakan bukaan f/2 atau f/2.8.

Kalau mau foto tajam di bukaan f/1.8 anda membutuhkan lensa f/1.2. Mau tajam di f/1.4, maka belilah lensa f/0.95 (dengan menjual ginjal sebelah heheh, becanda bro dan sis).

4. ISO Tinggi

Memotret dengan ISO yang terlalu tinggi memiliki resiko menghasilkan noise yang juga tinggi. Memang kamera sekarang, terutama yang kelas mahal, sudah lebih canggih dalam hal menyembunyikan noise dalam ISO yang tinggi macam ISO 3200, namun noise tetaplah noise. Kecuali anda menggunakan kamera kelas atas, noise akan terlihat saat kita memaksa menggunakan ISO tinggi. Dan noise bisa menyebabkan detail dalam foto tampak kurang tajam dan mengurangi ketajaman foto secara keseluruhan.

5. Kualitas Cahaya

Ada tajam yang benar-benar tajam dan ada tajam karena terlihat tajam. Terlihat tajam manakala kita memotret dalam kontras yang pas, dalam beda gelap terang yang manis dan itu semua membutuhkan kualitas cahaya yang bagus. Cobalah memotret dalam kondisi cahaya yang flat, rata dan kurang kontras, maka foto jadi terlihat kurang tajam. Secara teknis bisa saja sudah tajam, tapi secara visual terlihat biasa dan tidak tajam. Jadi carilah kondisi dimana foto kita memiliki definisi kontras yang bagus.

Sumber
Baca Selanjutnya..

Selasa, 17 Desember 2013

Memahami Konsep Exposure

Seringkali setelah membeli kamera digital baik slr maupun point & shoot, kita terpaku pada mode auto untuk waktu yang cukup lama. Mode auto memang paling mudah dan cepat, namun tidak memberikan kepuasan kreatifitas.

Bagi yang ingin “lulus dan naik kelas” dari mode auto serta ingin meyalurkan jiwa kreatif kedalam foto-foto yang dihasilkan, ada baiknya kita pahami konsep eksposur. Fotografer kenamaan, Bryan Peterson, telah menulis sebuah buku berjudul Understanding Exposure yang didalamnya diterangkan konsep eskposur secara mudah.

Peterson member ilustrasi tentang tiga elemen yang harus diketahui untuk memahami eksposur, dia menamai hubungan ketiganya sebagai sebuah Segitiga Fotografi. Setiap elemen dalam segitiga fotografi ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan kamera.

Ketiga elemen tersebut adalah:

1. ISO – ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya
2. Aperture – seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil
3. Shutter Speed – rentang waktu “jendela’ didepan sensor kamera terbuka

Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut eksposur. Perubahan dalam salah satu elemen akan mengakibatkan perubahan dalam elemen lainnya.

Perumpamaan Segitiga Eksposur

Mungkin jalan yang paling mudah dalam memahami eksposur adalah dengan memberikan sebuah perumpamaan. Dalam hal ini saya menyukai perumpamaan segitiga eksposur seperti halnya sebuah keran air.

- Shutter speed bagi saya adalah berapa lama kita membuka keran.
- Aperture adalah seberapa lebar kita membuka keran.
- ISO adalah kuatnya dorongan air dari PDAM.
- Sementara air yang mengalir melalui keran tersebut adalah cahaya yang diterima sensor kamera.

Tentu bukan perumpamaan yang sempurna, tapi paling tidak kita mendapat ide dasarnya. sebagaimana anda lihat, kalau exposure adalah jumlah air yang keluar dari keran, berarti kita bisa mengubah nilai exposure dengan mengubah salah satu atau kombinasi ketiga elemen penyusunnya. Anda mengubah shutter speed, berarti mengubah berapa lama keran air terbuka. Mengubah Aperture berarti mengubah seberapa besar debit airnya, sementara mengubah seberapa kuat dorongan air dari sumbernya.

Sumber
Baca Selanjutnya..

Memahami Aperture & Depth of Field

Setiap kali berbicara tentang fotografi dan kamera, kata-kata aperture serta depth of field akan sering sekali keluar. Nah dalam artikel ini belfot akan mencoba membantu anda memahami aperture dan depth of field sehingga cukup jelas bagi pemula.

Memahami Aperture

Definisi aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto.

Saat kita memencet tombol shutter, lubang di depan sensor kamera kita akan membuka, nah setting aperture-lah yang menentukan seberapa besar lubang ini terbuka. Semakin besar lubang terbuka, makin banyak jumlah cahaya yang akan masuk terbaca oleh sensor.

Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stop. Sering kita membaca istilah bukaan/aperture 5.6, dalam bahasa fotografi yang lebih resmi bisa dinyatakan sebagai f/5.6. Seperti diungkap diatas, fungsi utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor terbuka. Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang ini terbuka (dan semakin banyak volume cahaya yang masuk) serta sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil lubang terbuka.








Jadi dalam kenyataannya, setting aperture f/2.8 berarti bukaan yang jauh lebih besar dibandingkaan setting f/22 misalnya (anda akan sering menemukan istilah fully open jika mendengar obrolan fotografer). Jadi bukaan lebar berarti makin kecil angka f-nya dan bukaan sempit berarti makin besar angka f-nya.

Memahami Depth of Field

Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.

Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8

Konsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi makro, namun sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya.

Sumber
Baca Selanjutnya..

Memahami Shutter Speed

Secara definisi, shutter speed adalah rentang waktu saat shutter di kamera anda terbuka. Secara lebih mudah, shutter speed berarti waktu dimana sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto. Gampangnya shutter speed adalah waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.

Supaya mudah, kita terjemahkan konsep ini dalam beberapa penggunaannya di kamera:

□ Setting shutter speed sebesar 500 dalam kamera anda berarti rentang waktu sebanyak 1/500 (seperlimaratus) detik. Ya, sesingkat dan sekilat itu. Sementara untuk waktu eksposur sebanyak 30 detik, anda akan melihat tulisan seperti ini: 30’’

□ Setting shutter speed di kamera anda biasanya dalam kelipatan 2, jadi kita akan melihat deretan seperti ini: 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst. Kini hampir semua kamera juga mengijinkan setting 1/3 stop, jadi kurang lebih pergerakan shutter speed yang lebih rapat; 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160 … dst.

□ Untuk menghasilkan foto yang tajam, gunakan shutter speed yang aman. Aturan aman dalam kebanyakan kondisi adalah setting shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam dan aman dari hasil foto yang berbayang (blur/ tidak fokus). Kita bisa mengakali batas aman ini dengan tripod atau menggunakan fitur Image Stabilization (dibahas dalam posting mendatang)

□ Batas shutter speed yang aman lainnya adalah: shutter speed kita harus lebih besar dari panjang lensa kita. Jadi kalau kita memakai lensa 50mm, gunakan shutter minimal 1/60 detik. Jika kita memakai lensa 17mm, gunakan shutter speed 1/30 det.

□ Shutter speed untuk membekukan gerakan. Gunakan shutter speed setinggi mungkin yang bisa dicapai untuk membekukan gerakan. Semakin cepat obyek bergerak yang ingin kita bekukan dalam foto, akan semakin cepat shutter speed yang dibutuhkan. Untuk membekukan gerakan burung yang terbang misalnya, gunakan mode Shutter Priority dan set shutter speed di angka 1/1000 detik (idealnya ISO diset ke opsi auto) supaya hasilnya tajam. Kalau anda perhatikan, fotografer olahraga sangat mengidolakan mode S/Tv ini.

□ Blur yang disengaja – shutter speed untuk menunjukkan efek gerakan. Ketika memotret benda bergerak, kita bisa secara sengaja melambatkan shutter speed kita untuk menunjukkan efek pergerakan. Pastikan anda mengikutkan minimal satu obyek diam sebagai jangkar foto tersebut.

Sumber
Baca Selanjutnya..

Memahami Konsep ISO

Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita (ASA dalam kasus fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah.

1. Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki 100 lebah pekerja.
2. Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.

Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun saya set ISO di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja), maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat selesai?

Secara garis besar:

1. Saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 (dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av), kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik.

2.Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi: 1/500 detik.

3. Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1 stop.
Anda bisa mencoba pengertian ini dalam kasus aperture, cobalah set shutter speed kita selalu konstan pada 1/125 (atau melalui mode Shutter Priority – S atau Tv), dan ubah-ubahlah setting ISO anda dalam kelipatan 2; missal dari 100 ke 200 ke 400 …dst, lihatlah perubahan besaran aperture anda.

Sumber
Baca Selanjutnya..